Info Militer indonesia

Sunday 6 November 2016

Militer Indonesia Segera Operasikan 50 Sanca MRAP

Perusahaan PT Pindad meluncurkan kendaraan taktis (rantis) anti ranjau (Mine Resistant Ambush Protected / MRAP) 4×4 lapis baja baru pada 3 November 2016, bekerjasama dengan Thales.
Kendaraan yang diberinama sebagai Sanca (ular ganas), merupakan desain kendaraan serbaguna Bushmaster Thales Australia, namun kedepannya akan disesuaikan untuk kebutuhan Indonesia, kata pejabat industri pada upacara peluncuran di pameran Indo Defence 2016 di Jakarta.

Berbicara kepada IHS Jane, mereka menambahkan bahwa PT Pindad akan mendapat kontrak dari Kementerian Pertahanan Indonesia untuk memproduksi batch awal sebanyak 50 unit kendaraan taktis anti ranjau Sanca untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Sebanyak 30 unit kendaraan tempur Sanca MRAP akan dioperasikan oleh pasukan penjaga perdamaian TNI dan sisanya digunakan oleh pasukan khusus TNI, atau dikenal sebagai Kopassus.
Sumber : jakartagreater.com



APC Turangga dari PT. Tugas Anda, di Pameran Indo Defence 2016

Perusahaan Indonesia PT Tugas Anda sedang mengembangkan kendaraan lapis baja baru yang diresmikan pada Indo Defence Expo & Forum 2016, Jakarta. Kendaraan Armoured Personnel Carrier / APC alias kendaraan angkut pasukan ini, didasarkan pada chassis seri Ford 550, yang telah dilengkapi dengan new all-welded steel armour hull.
APC Turangga dirancang khusus untuk operasi mobilitas kecepatan tinggi seperti Quick Reaction Force, dan tugas pengawalan (Convoy Escort). Dengan muatan beban yang besar, kompartemen awak dan banyak pilihan untuk Remote Controlled Weapons Station (RCWS) memungkinkan Turangga untuk menyediakan platform dukungan tembakan yang ideal.
Kendaraan komponen seperti suspensi dan sistem rem sepenuhnya ditingkatkan untuk memenuhi spesifikasi penggunaan yang memungkinkan kendaraan untuk mengambil banyak peran, baik pertahanan militer dan sipil.












Friday 4 November 2016

Ranpur Anti-Ranjau Buatan Anak Negeri


Jakarta - Pindad mengeluarkan kendaraan tempur (ranpur) baru. Adalah Sanca, ranpur yang didesain memiliki keunggulan antiranjau.

Ranpur Sanca Pindad diluncurkan dalam pameran Indo Defence 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2016). Nama Sanca sendiri diberikan oleh Menhan Ryamizard Ryacudu yang hadir dalam peluncuran.

"Bagus, makin hari makin berkembang. Nanti ke depan kita buat sendiri, ada boat. Kapal sudah banyak yang pesan juga," ungkap Ryamizard saat ditanyai mengenai perkembangan industri pertahanan dalam negeri di lokasi Indo Defence 2016.

Menurut Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Pindad Hery Mochtady, ranpur Sanca ini dapat mengangkut sekitar 12 personel. Tak hanya antiranjau, ranpur ini juga antipeluru.

"Teknologi sudah proven, di Afghanistan dan Irak. Kita kerja sama pengembangan dengan Thales, Australia. Kenapa kami pilih dia? Karena kendaraan sudah proven di medan perang," ujarnya di lokasi yang sama.

Model ranpur dengan konsep V Shaped Hull ini lebih mengedepankan kekuatan body. Sehingga menurut Hery teknologi yang diutamakan adalah untuk meredam ledakan ranjau.

"Segala jenis ranjau untuk tank, sampai yang kelas 8 kg. Sudah Combat proven ya. Dengan kendaraan ini, belum pernah ada korban ketika kena ranjau. Walau kendaraan rusak, orangnya. Selamat," tutur Hery.

Ranpur Sanca dilengkapi dengan remote control weapon system (RCWS) kaliber 12,7 mm. Pindad akan mengusulkan agar Sanca dimanfaatkan oleh TNI dalam penugasan misi perdamaian PBB.





Thursday 3 November 2016

Tank Boat X-18 buatan PT Lundin Indonesia diharapkan sudah bisa melakukan uji coba penembakan pada tahun depan. Pertamakali diumumkan pada Mei tahun 2015, tank boat X-18 kini telah menyelesaikan desain struktur dan fase rekayasa, serta desain konsep yang sudah menjalani tes terbatas dengan prototype tank boat yang saat ini dipamerkan di Indo Defence 2016.
Tank boat menggunakan lambung catamaran yang terbuat dari bahan komposit canggih dengan beragam persenjataan yang bisa dicangkokkan, mulai dari meriam kaliber 30 mm sampai 105 mm buatan CMI Defence.
Tank boat seberat 40 ton ini diklaim memiliki baragam kemampuan sekaligus, selain mampu beroperasi di sungai-sungai, dan di pesisir pantai untuk membantu pendaratan amfibi, pada perang skala besar tank boat juga mampu memberikan bantuan tembakan di sepanjang pesisir pantai dan laut yang dangkal.
X-18 tank boat memiliki meriam unik buatan CMI dengan laras meriam yang mampu diangkat hingga elevasi 42 °, sehingga ketika selesai membantu pendaratan amfibi di pantai, tank boat juga mampu memberikan bantuan tembakan ke daratan yang jauh dari pantai, atau berfungsi seperti bantuan tembakan artileri untuk mendukung pergerakan pasukan didarat.
Tank boat juga mampu berfungsi sebagai kapal transportasi personel dan logistik, mampu mengangkut enam hingga 20 pasukan dan perlengkapan logistik, juga dapat digunakan dalam peran evakuasi medis jika diperlukan.
Tantangan utama tank boat ringan dengan meriam berat adalah pada stabilisasi, namun dengan lambung yang berbentuk catamaran dan tambahan hydrofoil (sayap bawah air) mampu menghilangkan masalah ketidakstabilan, apalagi dengan sistem gyrostabilisation yang cukup baik pada kapal dan turret meriam, sehingga boat yang relatif kecil mampu mendukung meriam kaliber besar dengan semua personil dan tambahan beban logistik.
Tantangan lain bagi tank boat adalah masalah korosi akibat air laut pada sistem kelistrikan turret dan meriam 105 mm sehingga oleh CMI ditambahkan segel perlindungan korosi pada sistem elektronik meriam.
Tank Boat memiliki perlindungan balistik dari senapan ringan kaliber 7.62 mm pada kompartemen kru dan kaliber 12,7 mm pada sisi depan. Untuk operasi pendaratan di pantai, tank boat bisa menggunakan tambahan lapisan baja tebal untuk menahan semburan amunisi senapan mesin kaliber 12.7 mm, tapi itu berarti tank boat akan memiliki berat yang bertambah.






Prototive Tank Boat Buatan Pindad

Dalam ajang Indo Defence 2016, PT Pindad (Persero) memperkenalkan produk terbarunya, yaitu Antasena. Produk kapal tank 105 mm ini merupakan hasil kerja sama antara Pindad dengan perusahaan lokal PT Laudin Industry Invest dan CMI Defence asal Belgia.
Direktur Komersial PT Pindad, ?Widjajanto, mengatakan bahwa Antasena rencananya baru akan diproduksi secara komersial pada tahun depan. Saat ini, pihaknya masih terus melakukan penyempurnaan terhadap kemampuan dan peralatan tank boat tersebut.
?”Harga estimasi 10 juta-15 juta Euro. Peminat mulai antri, peminat dalam negeri seperti TNI, dan luar negeri dari Timur Tengah,” ujar Widjajanto, seperti dilansir liputan6.com pada Rabu (2/11).

Widjajanto mengatakan bahwa pihaknya masih merahasiakan negara-negara peminat tank boat tersebut karena pembeliannya melalui skema government to go?vernment.
?Tank boat yang terbuat dari komposit dengan platform kapal catamaran ini memiliki panjang 18 m dan mampu beroperasi di perairan dangkal dan laut dalam. Berbekal mesin diesel buatan MAN, Antasena mampu melaju hingga kecepatan 40 knot dan memiliki daya jelajah 400 nautical mile (NM).?
Pindad menggandeng CMI Defence yang memasang turret 105 mm untuk sistem persenjataannya. Selain itu, Antasena juga dibekali dengan sistem persenjataan lain seperti remote control weapon system (RCWS) dengan kaliber 7.62 mm dengan sistem nadir dan navigasi canggih.


Review Tank Medium Pindad dan FNSS di Indo Defence 2016


Jakarta – Dalam perhelatan Indo Defence 2016, Pindad antara lain memamerkan medium tank yang dibuat dengan menggandeng perusahaan asal Turki FNSS.
Medium tank bermesin diesel ini memiliki dimensi panjang 7 meter, lebar 3,2 meter, dan tinggi 2,7 meter. Tank ini mampu mengangkut 3 personil terdiri dari juru kemudi, juru tembak, hingga pemberi komando.

Tank berukuran sedang ini memiliki kecepatan 70km/jam dengan daya jelajah hingga 600 km.
“Kecepatan 70 km per jam di jalan raya, kalau daya jelajah bisa sampai 600 km,” ujar Kepala Program Pengembangan Medium Tank Pindad Windhu Paramarta di JIExpo Kemayoran, Jakarta, (2/11/2016).

Tank berukuran sedang ini mampu melesatkan amunisi secara langsung hingga 6 kilometer, sedangkan untuk tembakan tidak langsung bisa mencapai 16 km.
“Jarak efektif tembak langsung 2,5 hingga 6 km. Indirect fire bisa gunakan amunisi roket folarik yang paling baru sehingga jangkauannya 16 km pakai peluru kendali,” ujar Windhu.

Jika sudah diproduksi massal, medium tank buatan Pindad dan FNSS akan dijual seharga Rp 50 miliar sampai Rp 60 miliar. Harga ini lebih murah dibandingkan tank Leopard yang dibeli bekas dari luar negeri.

“Penjualan sekitar Rp 50-60 miliar, tapi masih tahap pengembangan, lihat spesifikasi nantinya. Target kami tidak akan lebih mahal dari Leopard yang sekarang dibeli, karena Leopard kan second (bekas),” ujar Windhu.






FNSS Savunma Sistemleri dari Turki dan perusahaan PT Pindad Indonesia telah meluncurkan Modern Medium Weight Tank (MMWT) di Indo Defence 2016. MMWT ini sedang dikembangkan untuk Angkatan Darat Indonesia dan dua prototipe sedang dibangun, satu di Turki dan satu di Indonesia -akan selesai pada tahun 2017.
Tank ini dilengkapi dengan CMI Defence two-person turret dengan kanon 105mm rifled dengan mode pengisian amunisi otomatis. serta dilengkapi senjata mesin 7.62mm yang dipasang co-aksial dengan persenjataan utama. Kanon 105mm bisa menembakkan berbagai amunisi.
Untuk bisa menembak target diam dan bergerak dengan tingkat probabilitas yang tinggi pada tembakan pertama, tank ini diinstal sistem pengendalian tembakan yang komputerize; komandan dan petembak dilengkapi alat pemantau target di siang dan malam hari yang digabungkan dengan pengintai laser. Komandan disediakan sistem pengamatan panoramik (luas) untuk memungkinkan memburu dan menghancurkan (hunter/ killer) target yang terdeteksi.
Lapis baja ini digerakkan oleh mesin diesel performa tinggi, digabungkan dengan transmisi otomatis yang dikontrol secara elektronik dan sistem pendingin untuk memungkinkan tank medium ini beroperasi di suhu lingkungan yang tinggi.

Sumber : Finance.Detik.com and jakartagreater.com

Prototype Tank Medium turki FNSS dan Indonesia Pt.Pindad, Segera diluncurkan Mei 2017

sponsor

sponsor

Info Militer Indonesia

Sponsor